Panjang umurnya dan bagus amalannya

بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abdulloh bin Busr Al Aslamiy رضي الله عنهما yang berkata:
أن أعرابيا قال : يا رسول الله من خير الناس ؟ قال: «من طال عمره وحسن عمله».
"Bahwasanya seorang badui bertanya: Wahai Rosululloh, siapakah orang yang terbaik?" Maka beliau menjawab: "Orang yang panjang umurnya dan bagus amalannya." (HR. At Tirmidziy (2329) dengan sanad yang shohih).

            Dalam hadits ini ada keutamaan umur panjang yang disertai pertambahan amal sholih, maka tidak pantas seorang mukmin untuk minta mati karena beratnya suatu ujian.
            Al Munawiy رحمه الله berkata: "Karena termasuk dari karakter seseorang adalah bertambah dan meninggi dari satu posisi ke posisi yang lain sampai berakhir pada posisi kedekatan kepada Alloh. Maka tidak boleh seorang mukmin yang berbekal untuk akhirat, yang berupaya menambah amal sholih untuk meminta diputusnya dia dari apa yang dicarinya, dengan mengharapkan kematian." ("Faidhul Qodir"/no. 4038).
            Al Imam Ibnu 'Utsaimin رحمه الله berkata: "Karena manusia itu setiap kali panjang umurnya dalam ketaatan kepada Alloh, dia bertambah dengan kepada Alloh dan bertambah ketinggian di Akhirat, karena setiap amalan yang diamalkannya itu yang dalam keadaan itulah umurnya bertambah, maka dia mendekatkan dirinya kepada Robbnya عز وجل, maka orang yang terbaik adalah orang yang mendapatkan taufiq untuk dua perkara ini.
            Adapun panjang umur maka itu adalah berasal dari Alloh, dan manusia tak punya urusan di situ karena umur itu di tangan Alloh عز وجل. Adapun bagusnya amalan maka sungguh itu mungkin bagi manusia untuk memperbagus amalannya, karena Alloh ta'ala menjadikan untuknya akal, menurunkan kitab-kitab, dan mengutus para Rosul, menjelaskan jalan, menegakkan argumentasi. Maka setiap manusia sanggup untuk mengerjakan amal sholih. Manusia jika mengerjakan amal sholih, maka Nabi صلى الله عليه وسلم telah mengabarkan bahwasanya sebagian amal sholih itu menyebabkan panjangnya umur, dan yang demikian itu seperti silaturrohim. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
«من أحب أن يبسط له في رزقه ، وينسأ له في أثره فليصل رحمه»،
"Barangsiapa senang untuk dilapangkan rizqinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya dia menyambung hubungan dengan kerabatnya." ([1])
            Dan silaturrohim merupakan salah satu sebab panjangnya umur maka jika manusia yang terbaik adalah orang yang panjang umurnya dan bagus amalannya, maka sudah seharusnya bagi manusia untuk selalu minta pada Alloh untuk menjadikannya termasuk orang yang panjang umurnya dan bagus amalannya, agar menjadi manusia yang terbaik.
            Dan di dalam hadits ini ada dalil bahwasanya sekedar panjangnya umur bukanlah suatu kebaikan bagi manusia kecuali jika dia bagus amalannya, karena terkadang panjangnya umur itu menjadi suatu kejelekan bagi manusia dan bahaya baginya, sebagaimana Alloh تبارك وتعالى berfirman:
﴿وَلا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْماً وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (آل عمران:178)
"Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan."
            Maka orang-orang kafir itu Alloh memberikan tempo untuk mereka, yaitu: membantu mereka dengan rizqi, keselamatan dan panjangnya umur, banyaknya anak dan istri, tiada kebaikan bagi mereka, bahkan itu jelek bagi mereka –kita berlindung kepada Alloh- karena mereka akan bertambah dosa dengan itu." ("Syarh Riyadhush Sholihin"/12/hal. 48).



([1]) HR. Al Bukhoriy (2067) dan Muslim (2557) dari Anas رضي الله عنه

Comments