Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Yahya Staquf

MEMPERINGATI 'IEDUL FITHRI SAMBIL MEMBERI PERINGATAN TERHADAP IDEOLOGI YANG MIRIP DENGAN IDEOLOGI YAHUDI

Tanya:
Adakah tanggapan dari Ustadz atas perkataan Yahya Staquf yang menghina Islam Arab sebagai Islam abal-abal dan sebagai Islam penjajah?

Jawab:
Ucapan orang yang bersangkutan telah menunjukkan bahwa ideologinya memiliki kemiripan dengan ideologi Yahudi, hanya bedanya orang-orang Yahudi tidak mengakui diri mereka sebagai orang-orang Islam, sedangkan Yahya Staquf dan orang-orang yang sejalan dengannya masih mengaku mati-matian sebagai orang-orang Islam dan bahkan mereka rela bersumpah atas pengakuan mereka, sehingga keberadaan mereka seperti yang Allah Subhanahu wa Ta'ala katakan di dalam Al-Qur’an:

اِتَّخَذُوْۤا  اَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ  اِنَّهُمْ سَآءَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ.

"Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan." (Al-Munafiqun: 2).

Perkataan Yahya Staquf dan orang-orang yang sejalan dengannya memiliki kemiripan dengan perkataan orang-orang Yahudi yang menganggap bahwa Islam yang berpusat di Madinah melakukan penaklukkan terhadap Palestina yang sebelumnya tanah leluhur mereka. Apa yang dikoar-koarkan oleh kaum Yahudi itu dicocoki oleh Yahya Staquf dan orang-orang yang sejalan dengannya, bahwasanya Islam dari Arab itulah penjajah hingga Nusantara juga dijajah oleh Islam dari Arab.

Orang-orang Yahudi juga menganggap bahwa Islam yang datang dari Makkah menjadi penjajah terhadap Yatsrib, yang sebelumnya kaum Yahudi tumbuh kembang di Yatsrib namun kemudian dikuasai oleh kaum Muslimin dengan diganti nama menjadi Madinah dan Yahudi pun pergi dari Yatsrib bahkan dikeluarkan oleh Amirul Mu'minin 'Umar Ibnul Khaththab Radhiyallahu 'Anhu darinya, bahkan sampai dikeluarkan dari Jazirah Arab.
Lalu di zaman sekarang ini kaum Yahudi mulai menginginkan untuk menguasai kembali negeri-negeri yang menjadi kekuasaan kaum Muslimin.

Kalau Yahya Staquf dan orang-orang yang sejalan dengannya menganggap bahwa Islam yang datang dari Arab itu sebagai penjajah terhadap Nusantara ini maka sungguh Yahya Staquf dan orang-orang yang sejalan dengannya bukan hanya berideologi dengan ideologi Yahudi bahkan keadaan mereka seperti yang Allah Subhanahu wa Ta'ala terangkan:

يَقُوْلُوْنَ لَئِنْ رَّجَعْنَاۤ  اِلَى الْمَدِيْنَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْاَعَزُّ مِنْهَا الْاَذَلَّ.

"Mereka berkata: Kalau kita kembali ke Madinah maka sungguh benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari Madinah." (Al-Munafiqun: 8).

Orang-orang munafik dahulu berkeinginan keras untuk mengeluarkan kaum Muslimin dari Madinah karena orang-orang munafik berideologi sama dengan ideologi Yahudi bahwa kaum Muslimin yang datang dari Makkah itu melakukan penaklukkan atau melakukan penjajahan.

Kalau kita melihat kelakuan Yahya Staquf itu mirip dengan kelakuan 'Abdullah bin Ubay bin Salul yang diikuti oleh ratusan orang-orang munafik, coba kita lihat kisah perang Uhud ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah melewati bukit Wada maka beliau melihat sekelompok orang yang bersenjata lengkap, beliau bertanya: “Siapa mereka?” Para shahabat menjawab: “Itu adalah 'Abdullah bin Ubay bin Salul dan kawan-kawannya dari orang-orang Yahudi Bani Qainuqa’. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kaum Muslimin melanjutkan perjalanan hingga sampai di suatu tempat yaitu di Asy-Syauth maka 'Abdullah bin Ubay bin Salul yang diikuti oleh ratusan munafik membelot, lalu kembali ke Madinah dan tidak mau ikut berperang dengan berbagai macam alasan.

Sekarang coba kita bandingkan dengan keadaan Yahya Staquf dan orang-orang yang sejalan dengannya, di saat kaum Muslimin tengah berjuang untuk membebaskan masjid Al-Aqsha khususnya dan Palestina pada umumnya, dan kaum Muslimin mengutuk serta benar-benar memusuhi Yahudi yang ada di Israel ternyata Yahya Staquf dan orang-orang yang sejalan dengannya malah menjalin hubungan serta perkawanan dengan Yahudi dengan cara mendatangi Yahudi di Israel, su

ngguh perkataan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menghujati mereka:

الَّذِيْنَ يَتَّخِذُوْنَ الْـكٰفِرِيْنَ اَوْلِيَآءَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَ  ۗ  اَيَبْتَغُوْنَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَاِنَّ الْعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا.

"Orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai kawan dengan meninggalkan orang-orang beriman. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah." (An-Nisa': 139).

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menolong hamba-hamba-Nya yang menolong agama-Nya dan mengokohkan kedudukan mereka.

(Abu Ahmad Muhammad Al-Khidhir di Kemang Pratama Bekasi pada 29 Ramadhan 1439).

⛵️ http://t.me/majaalisalkhidhir

Post a Comment