Ilmui:
📍 قال الشيخ/ ابن عثيمين رحمه الله:
وهذا من العجب؛ أن يقولوا: نحن نتبع العقل، وهم يهدمون العقل بما يدعونه عقلا؛ لأن العقل يقتضي أن هذه الأمور الغيبية نقتصر فيها على الخبر المجرد، لأن العقل لا يمكن أن يتحكم فيها أو يدركها، فكان مقتضى العقل الصريح أن يُرجع فيها إلى النقل، فالخبر المحض الذي لا تدركه بعقلك كيف ترجع إلى عقلك فيه؟!
📚 شرح العقيدة السفارينية صـ ١١١
➖🔹➖🔸➖
Berkata Ibnu Utsaimin rohimahulloh:
Dan ini diantara perkara yang ajaib (aneh), perkataan mereka: kami mengikuti akal, sedangkan mereka membinasakan akal dengan apa yang mereka sebut sebuah pemikiran, dikarenakan akal memutuskan bahwa perkara (agama) ini adalah perkara goib kita dibatasi padanya dengan pengkhobaran murni, dikarenakan akal tidak mungkin menghukuminya atau meliputinya, maka jadilah keharusan akal yang jernih untuk mengembalikannya kepada nukilan (dalil), maka pengkhabaran murni yang tidak mungkin diliputi oleh akal maka bagaimana engkau mengembalikan kepada akalmu tentangnya?
📚Syarh Aqiidah Safarinyah hal 111
Penerjemah katakan:
Maksud beliau adalah seseorang mengandalkan akal dalam menilai dalil, sedangkan dalil itu adalah pengajaran dari Alloh untuk mencerdaskan akal, maka bagaimana akal yang bodoh itu menghukumi ilmu yang lebih tinggi darinya, yang akal itu butuh kepada ilmu agama itu, yang mana ilmu agama itulah yang akan dia pakai berhukum yang akan mencerdaskannya, yang manakah lebih cerdas akalmu ataukah ilmu dari Alloh? Maka pokok permasalahan adalah shohih atau tidaknya dalil, kalau shohih maka wajib bagi akal untuk menerimanya, tanpa harus dia ukur atau timbang-timbang lagi dengan akalnya yang bodoh.
✏️Penterjemah:
Abu Ibrohim AlMakaassary
Makaassar Jumaadil ulaa 1444
Telegram: @ilmui: https://t.me/ilmui
Posts