*وقال ابن الْحَاج* فِي «الْمَدخل». (ج2 ص275): " فَالْجَهْرُ بِهَا بِدْعَةٌ عَلَى كُلِّ حَالٍ إذْ إنَّهُ لَمْ يُرْوَ أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَلَا الْخُلَفَاءَ وَلَا الصَّحَابَةَ - رِضْوَانُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِينَ - جَهَرُوا بِهَا فَلَمْ يَبْقَ إلَّا أَنْ يَكُونَ الْجَهْرُ بِهَا بِدْعَةٌ "
https://t.me/aby_yousef_hamid_jamali/29870
Berkata Ibnul Haj rohimahulloh:
"Menjahrkan (melafadhkan) niat adalah bid'ah pada semua keadaan sebab tidak diriwayatkan bahwasanya Nabi -shollallohu alaihi wa sallam-, tidak pula dari para khulafa dan tidak dari para sahabat -ridhwanullohi alaihim ajmaiin- manjaharkan (melafadzkan) niatnya, maka tidak tersisa kecuali menjahrkannya termasuk bid'ah".
📖 kitab AlMadkhol juz 2 hal 275,:
Telegram: