ILMU BAGAIKAN HUJAN

📚ILMU BAGAIKAN HUJAN📚

Berkata Imam Muslim rohimahulloh ta'ala:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَأَبُو عَامِرٍ الْأَشْعَرِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ - وَاللَّفْظُ لِأَبِي عَامِرٍ - قَالُوا: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ بُرَيْدٍ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah, dan Abu Amir Al-Asy'ari, dan Muhammad bin Al-Ala - dan lafazh milik Abu Amir - mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Buraid, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِيَ اللهُ بِهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنَ الْهُدَى، وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا، فَكَانَتْ مِنْهَا طَائِفَةٌ طَيِّبَةٌ، قَبِلَتِ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتِ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ، وَكَانَ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ، فَنَفَعَ اللهُ بِهَا النَّاسَ، فَشَرِبُوا مِنْهَا وَسَقَوْا وَرَعَوْا، وَأَصَابَ طَائِفَةً مِنْهَا أُخْرَى، إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً، وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللهِ، وَنَفَعَهُ بِمَا بَعَثَنِيَ اللهُ بِهِ، فَعَلِمَ وَعَلَّمَ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ»

"Sesungguhnya perumpamaan apa yang Alloh Azza wa Jalla utus aku dengannya dari petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan yang mengenai tanah, maka ada di antaranya tanah yang baik, menerima air lalu menumbuhkan rumput dan tumbuhan yang banyak, dan ada di antaranya tanah yang keras menahan air, maka Alloh memberi manfaat dengan itu kepada manusia, maka mereka minum darinya dan menyiram dan menggembalakan, dan menimpa hujan itu diantaranya tanah yang lainnya, yang sesungguhnya dia hanya tanah lembah yang tidak menahan air dan tidak menumbuhkan rumput. Maka itulah perumpamaan orang yang memahami agama Alloh, dan bermanfaat baginya dengan apa yang Alloh utus aku dengannya, maka dia mengetahui dan mengajarkan, dan perumpamaan orang yang tidak mengangkat dengan ha itu kepala (tidak peduli) dan tidak menerima petunjuk Alloh yang aku diutus dengannya" (Shohih Muslim: 15-2282)

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh ta'ala:

وفي هذا الحديث دليل على أن من فقه في دين الله، وعلم من سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم ما يعلم فإنه خير الأقسام، لأنه علم وفقه لينتفع وينفع الناس، ويليه من علم ولكن لم يفقه، يعني روى الحديث وحمله لكن لم يفقه منه شيئاً، وإنما هو رواية فقط، يأتي في المرتبة الثانية في الفضل بالنسبة لأهل العلم والإيمان.
والقسم الثالث: لا خير له، رجل أصابه من العلم والهدى الذي جاء به النبي عليه الصلاة والسلام، ولكنه لم يرفع به رأساً ولم ينتفع به، ولم يعلمه الناس، فكان ـ والعياذ بالله ـ كمثل الأرض السبخة التي ابتلعت الماء ولم تنبت شيئاً للناس، ولم يبق الماء على سطحها حتى ينتفع الناس به.
وفي هذا الحديث دليل على حسن تعليم الرسول عليه الصلاة والسلام، ذلك بضرب الأمثال لأن ضرب الأمثال الحسية يقرب المعاني العقلية أي: ما يدرك بالعقل يقربه ما يرك بالحس، وهذا مشاهد؛ فإن كثيراً من الناس لا يفهم، فإذا ضربت له مثلاً محسوساً فهم وانتفع، ولهذا قال الله تعالى: (وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ) (العنكبوت: 43) وقال تعالى: (وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ) (الروم: 58) فضرب الأمثال من أحسن طرق التعليم ووسائل العلم. والله الموفق.

Dan dalam hadits ini terdapat dalil bahwa barangsiapa yang memahami agama Allah, dan mengajarkan sunnah Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam apa yang dia ketahui maka dia adalah sebaik-baik golongan, karena dia mengetahui dan memahami untuk dia mengambil manfaat dan memberi manfaat kepada manusia, dan setelahnya adalah orang yang mengetahui tetapi tidak memahami, maksudnya meriwayatkan hadits dan membawanya tetapi tidak memahami darinya sesuatu pun, dan hanya riwayat saja, dia datang pada tingkatan kedua dalam keutamaan dibandingkan dengan ahli ilmu dan iman.
Dan golongan ketiga: tidak ada kebaikan baginya, orang yang sampai kepadanya dari ilmu dan petunjuk yang dibawa oleh Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam, tetapi dia tidak mengangkat dengannya kepala (tidak peduli) dan tidak mengambil manfaat dengannya, dan tidak mengajarkannya kepada manusia, maka dia - waliyyaadzubillah - seperti tanah yang berlumpur yang menelan air dan tidak menumbuhkan sesuatu pun bagi manusia, dan tidak tinggal air di permukaannya sehingga manusia mengambil manfaat dengannya.
Dan dalam hadits ini terdapat dalil atas kebaikan pengajaran Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam, yaitu dengan membuat perumpamaan karena membuat perumpamaan yang bersifat indrawi mendekatkan makna-makna yang bersifat akal yaitu: apa yang dicapai dengan akal didatangkan oleh apa yang dicapai dengan indra, dan ini tersaksikan; karena banyak orang tidak paham, maka jika dibuatkan untuknya perumpamaan yang bersifat indrawi maka dia mengerti dan mengambil manfaat, oleh karena itu Alloh Ta'ala berkata: (Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buatkan untuk manusia. Dan tidak ada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu) (Al-Ankabut: 43) Dan Alloh Ta'ala berkata: (Dan sungguh Kami telah membuatkan bagi manusia dalam Al Qur'an ini segala macam perumpamaan) (Ar-Rum: 58),  Maka membuat perumpamaan adalah sebaik-baik cara pengajaran dan sarana ilmu. Dan Allohlah Yang memberi taufiq.

📖 (Syarh Riyadhus Shalihin ibnu Utsaimin ,2/295).

Penerjemah: Abu Ibrohim Saiid AlMakassary
Telegram:
@ilmui: https://t.me/ilmui

Comments